BPBD Pegubin Hadirkan Ratusan Peserta dan Gelarkan Pelatihan keluarga Tanggap Bencana Alam

PEGUBIN,[MP.COM]—Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) Provinsi Papua Pegunungan,kembali menggelarkan kegiatan sosialisasi Pelatihan keluarga Tanggap Bencana Alam di Gedung Soskat Oksibil Jumat,[20/09/2024].

Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Pegubin Wilem Nukaipra,secara resmi membuka Kegiatan dalam sambutanya plt kepala menyampaikan beberapa hal terkait antisipasi bencana yang kerap terjadi di 34 Distrik,bencana alam,bencana nonalam dan bencana Sosial.

Bencana Kebakaran (dibakar) dan tanah longsor merupakan dua jenis bencana alam dan bencana nonalam yang paling sering terjadi di kabupaten Pegunungan Bintang.Oleh sebabnya parah peserta seusai pelatihan keluarga tanggap bencana dapat memahami ilmu yang diberikan dari narasumber untuk dapat digunakan seketika terjadi hal tersebut “beber wilem.

“Saat ini pun Saya ,[Plt kepala BPBD], mengajak untuk kita semua bahwa bencana kebakaran [dibakar] rumah dan bencana longsor akan terjadi kapan pun tanpa kita mengetahui waktunya, Misalnya pada bulan kemarin di kampung Borban Pegubin telah terjadi longsor dan Kebakaran Gedung sekolah ini kita harus berhati-hati .

Menurut orang Nomor 1 Dinas Badan ini,Sejak tahun 2017 hingga kini “Plt BPBD “kejadian bencana yang menimpa di Pegubin mencapai 181 bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Yang dapat menyebabkan kerusakan pada pola-pola kehidupan normal, bersifat merugikan manusia, struktur sosial, dan kehidupan masyarakat Pegubin.

Sepertinya bencana alam Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, badai salju,hujan es, gelombang panas Bencana nonalam Gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit juga bencana sosial ,Konflik sosial, aksi teror,sabotase,”ucapnya.

Selain itu Nukaipra pun menyinggung bahwa berdasarkan dari data BPBD Kabupaten.Penome alam yang terjadi semenjak tahun 1966-1967 itu yang mengakibatkan kebakaran hutan konservasi ,hampir lebih 3 km di tepian Sungai Digul atas antara Gunung Wa (Wa Katop) dan Anem (Anem Katop) hingga kini disebut gunung botak. Fenomena ini mengingatkan kita semua untuk menyiapkan strategi mitigasinya apabila fenomena tersebut berdampak siginifikan terhadap kehidupan kita,”ungkap Wilem.

 

Bicara Bencana,Menyelamatkan Nyawa Manusia 

 

Di sela-sela itu salah satu Narasumber Sem Rawar ,menambahkan butuh kerja sama dan dukungan dari Dinas-dinas terkait untuk menagani Bencana Alam dan bencana nonalam.perlu memberi edukasi tentang pencegahan dan penanganan kebakaran Rumah ini harus terus menerus diberikan kepada masyarakat.

“Sem Rawar yang juga sebagai Kepala Seksi kedaruratan BPBD Pegubin menjelaskan ,dalam pencegahan kebakaran dan Longsor ini berikan pendidikan, edukasi yang terus menerus kepada masyarakat di kampung, terutama di wilayah yang dengan kecenderungan peningkatan rawan bencana”ungkap Rawar

Lanjut Sem,Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam upaya pencegahan kebakara rumah dan Tanah longsor yaitu prioritaskan upaya pencegahan, infrastruktur monitoring dan pengawasan harus sampai tingkat bawah,mencari solusi yang permanen untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan .

Narasumber ini juga berpesan agar Dinas-dina mengkait untuk dalam upaya penanganan terjadinya bencana di tengah-tengah masyarakat .ini menjadi tanggungjawab bersama, tidak hanya dibebankan kepada BPBD.hal tersebut diatas sebelumnya diberi sosialisasi kepada 13 Distrik rawan bencana guna memberikan edukasi Penataan ekosistem Lingkungan dalam kawasan hidrologi dan lingkungan konservasi,”tutup Sam.

Kegiatan tersebut di hadirkan perwakilan 34 Distrik,Tokoh,Adat,Perwakilan kampung di sekitar ibukota kabupaten dan beberapa Kabid,Kesie dan sejumlah Staf BPBD Pegubin dan ditandai dengan praktek simulasi Tanggap Bencana darurat berlangsung dari pagi hingga sore.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *