JAYAPURA (MP.COM)—Kabar menggembirakan datang dari Universitas Okmin Papua (UOP). Di tahun ajaran baru 2024/2025 ini, sebanyak 60-an putra-putri asal Papua New Guinea (PNG) resmi bergabung menjadi mahasiswa baru di kampus itu.
“Kemarin kami sudah terima mereka ada 60-an dari Provinsi Sandaun, PNG. Tapi yang hadir separuh dari jumlah yang sudah sudah mendaftar. Dalam waktu minggu ini sampai minggu depan, mereka sudah pastikan pengembalian formulir, dan pembayaran administrasi kampus. Yang hadir sudah mulai lakukan orientasi pengenalan kampus,” kata Wakil Rektor IV UOP, Ap Octoviaen Gerald Bidana, S.Pd.,MPA, Senin, 7 Oktober 2024 kepada papuabangkit.com.
Menurut Gerald, saat penyerahan para mahasiswa asal PNG ini, hadir pula pejabat dari Provinsi Sandaun, Bupati Nuku, utusan dari Distrik Vanimo-Green River, utusan dari Kepala Kampung Wutung, Kepala SD di Wutung, beberapa pejabat dan perwakilan orang tua.
“Pejabat dan perwakilan orang tua dari Provinsi Sandaun sangat berharap agar Universitas Okmin Papua bisa menampung anak-anak mereka dan menjalankan kegiatan akademik secara baik dengan kurikulum internasional adopsi dari Papua New Guinea, Australia atau New Zeland,” tutur Gerald.
Terkait permintaan itu, Gerald Bidana yang juga Kepala Dinas Pendidikan Pegubin ini menegaskan tak perlu dikuatirkan karena pihak UOP telah menyiapkan kurikulum internasional, nasional dan lokal.
“Kami sudah presentasikan dan mereka sangat setuju. Mereka juga akan pulang ke PNG untuk melakukan rapat, dan rencananya ada 4 kabupaten di Provinsi Sandaun buat MoU dengan. Selain Sandaun, juga Western Province akan buat MoU yang sama. Jadi suplai mahasiswa ke depan dari PNG akan makin banyak,” lanjut Gerald.
Tindak lanjut pertemuan itu, Gerald menjelaskan, pihak UOP sudah berkunjung ke perbatasan RI-PNG di Wutung untuk mengecek salah satu gedung. Rencana manajemen UOP akan bertemu dengan pengelola PLBN Wutung guna meminjampakai satu satu gedung khusus untuk dijadikan kelas sementara bagi mahasiswa.
“Kami sudah komunikasi dengan konsulat RI di Vanimo dan Duta Besar Papua New Guinea di Jakarta untuk bisa membantu passport dari para mahasiswa Universitas Okmin Papua asal PNG ini. Sambil menunggu, untuk sementara, mereka masih gunakan kartu kuning, dimana mereka diperbolehkan hanya datang di situ, dan kami dosen ke sana mengajar di Wutung. Sesudah passport jadi, mereka akan bergabung dengan kampus Oksibil,” urainya.
*Penuhi Visi Sang Pendiri*
Universitas Okmin Papua didirikan sejak 17 Agustus 2023 oleh Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST,M.Si. Baru berusia tiga tahun, universitas ini kini memiliki 912 mahasiswa yang tersebar di dua fakultas dan lima program studi yakni Fakultas Antropologi dan Sosial Sains meliputi Program Studi Antopologi dan Pendidikan Bahasa Inggris; dan Fakultas Sains, Matematika dan Agroteknologi yang mencakup Program Studi Biologi, Pendidikan Matematika, dan Agroteknologi.
Sebelumnya, Bupati Pegubin Spei Yan Bidana (SYB) sudah memproyeksi bahwa Universitas Okmin Papua memiliki prospek yang menjanjikan ke depan dalam berbagai sektor oleh karena letaknya yang strategis di perbatasan RI-Papua New Guinea (PNG). Ia meyakini lembaga pendidikan ini bisa sebagai sarana membangun diplomasi lunak (soft diplomacy) antara Pemerintah Indonesia dan negara tetangga PNG.
“Akses pendidikan di PNG kan sangat terbatas dibandingkan dengan kita. Dari bagian Utara mulai dari Wewak naik ke Aitape, turun ke Vanimo, sampai ke Telepomin di Pegunungan Bintang, semua rata-tata tak ada lembaga perguruan tinggi. Universitas hanya ada di Port Moresby dan Medeng. Jadi saudara kita di PNG akan terbantu dengan kehadiran Universitas Okmin ini. Saat ini, sudah ada puluhan mahasiswa sedang kuliah di sini,” kata Spei, Kamis, 22 Februari 2024 lalu.
Bupati Pegubin Spei Yan Bidana,ST.M.Si
saat ini, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya dengan anggaran mencapai Rp 60 miliar rupiah sedang membangun gedung kampus Universitas Okmin Papua (UOP) di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan.
Terdapat 9 gedung meliputi 2 gedung fakultas, 1 gedung rektorat, 1 gedung perpustakaan, dan 4 unit perumahan dosen. Targetnya, sesuai kontrak kerja, semua gedung ini akan rampung pada Oktober 2024 ini.
“Supaya akses putra-putra Pegunungan Bintang untuk kuliah lebih mudah. Daripada setiap tahun kita kirim ratusan mahasiswa keluar daerah, bawa uang keluar, dan perputaran ekonomi kita lamban. Lima atau sepuluh tahun ke depan, perputaran uang di Oksibil akan meningkat karena universitas ini,” tutur Spei Yan Bidana beberapa waktu lalu. (Gusty Masan Raya)